Cara Berbakti Kepada Orang Tua Yang Sudah Meninggal

Gambar adalah ilustrasi.

Purbalingga, mbak-tantizul.blogspot.com

Orang tua adalah perantara bagi orang hidup di dunia ini. Berasal dari ayah dan ibulah kita terlahir ke dunia. Banyak hal yang sudah dilakukan, dikorbankan, dipersembahkan oleh kedua orang tua kepada anaknya.

Tidaklah menjadi hal yang aneh ketika seorang anak harus berbakti kepada kedua orang tuanya. Agama Islam mengajarkan berbakti kepada orang tua atau birrul walidain merupakan hal penting dalam Islam. 

Bahkan, setelah memerintahkan manusia untuk bertauhid, Allah azza wa jalla memerintahkan untuk berbakti kepada orangtuanya. 

Begitu tingginya posisi orang tua dalam Islam, hingga ridho Allah ta’ala pun tergantung ridho orang tua. Karenanya sebagai anak, kiranya kita harus mengetahui apa saja kewajiban yang harus ditunaikan kepada orang tua. 

Berbakti kepada orang tua tidak hanya dilakukan saat keduanya masih hidup. Tetapi juga dilakukan ketika salah satu atau keduanya sudah meninggal. 

Abu Usaid pernah menceritakan sebuah hadits berikut :

 بَيْنَمَا أَنَا جَالِسٌ عِنْدَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذْ جَاءَهُ رَجُلٌ مِنَ الْأَنْصَارِ، فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللهِ، هَلْ بَقِيَ عَلَيَّ مِنْ بِرِّ أَبَوَيَّ شَيْءٌ بَعْدَ مَوْتِهِمَا أَبَرُّهُمَا بِهِ؟ قَالَ: " نَعَمْ خِصَالٌ أَرْبَعَةٌ: الصَّلَاةُ عَلَيْهِمَا، وَالِاسْتِغْفَارُ لَهُمَا، وَإِنْفَاذُ عَهْدِهِمَا، وَإِكْرَامُ صَدِيقِهِمَا، وَصِلَةُ الرَّحِمِ الَّتِي لَا رَحِمَ لَكَ إِلَّا مِنْ قِبَلِهِمَا، فَهُوَ الَّذِي بَقِيَ عَلَيْكَ مِنْ بِرِّهِمَا بَعْدَ مَوْتِهِمَا  

“Suatu ketika saya sedang duduk-duduk bersama Rasulullah. Tiba-tiba ada seorang laki-laki dari sahabat Anshar sowan. Ia bertanya kepada Rasul, ‘Ya Rasul, apakah saya bisa berbaik budi kepada kedua orang tua saya yang sudah meninggal?’ Rasul lalu menjawab, ‘Iya, ada empat hal, yaitu mendoakan mereka, memohonkan ampunan untuk keduanya, menunaikan janji mereka dan memuliakan teman mereka, dan menjalin silaturahim dengan orang-orang yang tidak akan menjadi saudaramu kecuali melalui perantara ayah-ibumu. Itulah budi baik yang harus kamu lakukan setelah mereka meninggal’.” (Musnad Ahmad)  

Hadits di atas dapat dipahami bahwa memintakan ampun kepada orang yang sudah meninggal adalah bermanfaat sebab Rasulullah memerintahkan untuk mendoakan kedua orang tua yang meninggal. 

Rasul tidak pernah menyuruh kepada orang dengan kegiatan yang sia-sia (mulghah). Semua perkataan Nabi Muhammad adalah wahyu. 

Nabi Muhammad SAW tidak pernah berbicara sesuai keinginan hawa nafsuya. Selain itu, istighfar atau memohonkan ampunan bagi orang tua yang meninggal juga diperintahkan. 

Penulis : Artanti Laili Zulaiha



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tegas, Kankemenag Purbalingga Berbicara Moderasi Beragama

Moderasi Beragama